Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia pada tahun 2024. Stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan, berdampak signifikan terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak. Data terbaru dari beberapa jurnal dan buku terbitan tahun 2023–2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun pemerintah telah menetapkan target penurunan menjadi 14% pada 2024. Upaya penanggulangan stunting telah menjadi prioritas nasional, namun berbagai kendala masih dihadapi, terutama dalam aspek kesadaran masyarakat, akses terhadap gizi yang memadai, dan layanan kesehatan yang berkualitas. Menurut laporan dalam jurnal Public Health Review (2023), salah satu penyebab utama stunting di Indonesia adalah rendahnya kualitas gizi ibu selama kehamilan dan kurangnya akses pada layanan kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil. Faktor ekonomi dan sosial, seperti kemis...
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ………..………………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah………………………………………………….
1.2
Rumusan
Masalah…………………………………………………………
1.3
Tujuan
Penulisan ………………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Fragmented…………………………………………………..
2.2
Implementasi Model Pembelajaran Fragmented……………………….
2.3
Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Fragmented………
2.4
Cara Penerapan Model Pembelajaran Fragmented……………………
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Dengan
menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami panjatkan
puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata kuliah IPS
terpadu tentang model pembelajaran fragmanted.
Makalah ini
sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas
dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata
kami berharap semoga makalah model fragmented bisa memberikan manfaat maupun
inspirasi untuk pembaca.
Bandar lampung,30 agustus 2019
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan
dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu
siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa
pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang mengubungkan antar konsep
dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Jika dibandingkan dalam
konsep konvensional, maka pembelajaran terpadu tampak lebih menekankan
keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif dalam proses
pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal
pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini
diharapkan diperoleh melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu
pengalaman belajar di sekolah sedapat mungkin memberikan bekal siswa dalam
mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini disebut kecakapan hidup yang
cakupannya lebih luas hanya sebanding dengan keterampilan.
Menurut
Johnson dalam Trianto (2010, hlm. 51) “untuk mengetahui kualitas
model pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk”. Aspek produk
mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
(joyful learning) serta mendorong siswa untuk aktif belajar dan berpikir
kreatif. Aspek produk mengacu pada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan,
yaitu mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai standar kemampuan atau
kompetensi yang ditentukan.
Untuk
mencapai hal tersebut perlu diupayakan suatu pembelajaran yang bermakna melalui
pembelajaran terpadu. Dimana pembelajaran terpadu membuat peserta didik
memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,
menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Melalui
model pembelajaran fragmented diharapkan peserta didik bisa
mendapatkan aspek proses dan produk yang sudah ditentukan. Dimana pengertian
model pembelajaran fragmentend yaitu model pembelajaran yang di dalamnya
terdapat penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan ilmu-ilmu yang berbeda
dan terpisah. Pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya fokus
pada satu disiplin mata pelajaran.
Model fragmented adalah penyusunan kurikulum tradisional
berdasarkan ilmu – ilmu yang berbeda dan terpisah. Dalam kurikulum standar,
mata pelajaran diajarkan secara terpisah, dengan tidak ada usaha untuk
menghubungkan atau mengintegrasikannya. Setiap mata pelajaran dipandang sebagai
satu kesatuan yang murni, baik dalam kelompok disiplin ilmunya maupun pada
disiplin ilmunya sendiri. Pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu
hanya terfokus pada satu disiplin mata pelajaran.Bentuk aplikasi model
fragmented bisa ditemukan dalam kurikulum KTSP, dimana pembagian ilmu
pengetahuan terpilah dan berbeda pada mata pelajaran yang saling berdiri
sendiri, tidak dihubungkan melalui tema.
1.2
Rumusan
Masalah
1.Apa pengertian model
pembelajaran fragmented ?
2. Apa manfaat model fragmented?
3.apa saja kelebihan
dan kekurangan kurikulum fragmented?
4.bagaimana cara
penerapan model pembelajaran fragmented?
1.3 Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas IPS terpadu dan
tujuan lainnya adalah :
1.Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan
model pembelajaran fragmented
2.Untuk mengetahui manfaat
dari model pembelajaran fragmented
3.Untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan model pembelajaran fragmented
4.untuk mengetahui
cara penerapan model pembelajaran fragmented
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Freagmanted
Kurikulum model
fragmented disebut juga kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated Subject Curriculum). Separate-subject curriculum merupakan
kurikulum yang bahan pelajarannya disajikan dalam subject atau matapelajaran
yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain.
Model fragmented (terpisah)
merupakan suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran
yang utuh tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain. Seperti sebuah periskop,
memandang satu arah, fokus pada setiap mata pelajaran.Hal ini dipelajari siswa
tanpa menghubungkan makna/isi dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan
pelajaran lainnya(Fogarty, 1991: 4). Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum
matapelajaran yang terpisah satu sama lainnya (separated
subject curriculum) dimana mata pelajaran tersebut terpisah-pisah
dan kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya (Abdullah,
2007:142).
Model fragmented
merupakan pengaturan kurikulum tradisional yang menentukan disiplin ilmu yang
terpisah dan berbeda. Artinya model ini memisahkan antara mata pelajaran yang
satu dengan yang lain baik waktu, pelaksaan pembelajaran meskipun pelajaran
tersebut masih dalam inter disiplin ilmu. Biasanya, dalam bidang akademik utama
seperti matematika, sains, seni bahasa dan ilmu sosial. Seni rupa dan seni tari
mengambil subjek yang tersisa dari seni, musik dan pendidikan jasmani yang
sering dianggap “soft subjects” bila dibandingkan dengan “hard core” bidang
akademik. Pengelompokan lain menggunakan kategori disiplin ilmu humaniora,
sains, seni tari, dan seni rupa. Dalam standar kurikulum, area subyek ini
diajarkan dalam isolasi, dengan tidak berusaha untuk menghubungkan atau
mengintegrasikan mereka. Masing-masing dilihat sebagai entitas murni dalam dan
dari dirinya sendiri. Meskipun mungkin ada tumpang tindih baik dalam ilmu-ilmu
fisika dan kimia, hubungan antara keduanya secara implisit, tidak secara
eksplisit, melalui pendekatan kurikulum.
Model penggalan (fragmented)
adalah model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata
pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata
pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda.
Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha untuk
mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan
pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.Pembelajaran
fragmented sebagai suatu pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang
utuh tanpa mengkaitkan mata pelajaran satu dengan yang lainnya (Fogarty,1991).
Bila seorang guru kelas SD mengajar mata pelajaran matematika maka konsep pada
pelajaran matematika diajarkan utuh kepada siswanya tanpa melihat atau
mempertimbangkan dengan konsep yang ada pada mata pelajaran IPA atau bahasa
Indonesia. Jadi dalam pembelajaran fragmented setiap mata pelajaran dirancang
secara terpisah-pisah dan tidak ada usaha untuk mengkaitkan di antara mata
pelajaran tersebut. Oleh Fogarty pembelajaran fragmented disimbolkan dengan
sebuah periskop yang artinya memandang satu arah, fokus yang sempit untuk
setiap mata pelajaran. Contohnya di Kelas 3 SD semester I, guru akan mengajar
IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Matematika dengan pokok bahasan yang sudah
tercantum secara berurutan dalam kurikulum tanpa melihat keterpaduan dari
setiap konsep.
A.
Terlihat seperti apa Model Pembelajaran
fragmented
Di sekolah dasar atau
di SMP, masing-masing kedisiplinan yang di ajarkan oleh guru-guru yang berbeda
di lokasi yang berbeda di seluruh bangunan dengan siswa bergerak ke ruangan
yang berbeda.Jadwal menunjukkan perbedaan slot waktu untuk matematika, IPA atau
bahasa. Jarang dari dua bidang saling berkolerasi. Isolasi dari materi masih
standar yang terkandung dalam ruang kelas.Dalam prakteknya model ini bisa
terlihat dari cara guru mengajar dikelas yang mengelompokkan atau memisahkan
pelajaran satu dengan yang lain.
B.
Terdengar seperti apa Model Pembelajaran
Fragmented
Siswa sekolah dasar
menjelaskan kurikulum fragmen seperti vaksinasi : “matematika itu bukan IPA,
IPA itu bukan Bahasa Inggris, Bahasa Inggris itu bukan sejarah. Sebuah materi
adalah sesuatu yang kamu ambil sekali saja dan tidak perlu mengambil lagi. Itu
seperti mendapatkan vaksinasi : saya telah mendapatkan aljabar. Saya selesai
dengan itu.”Siswa akan diminta untuk melakukan uji kinerja mulai dari
matematika sampai pendidikan jasmani. Siswa akan melakukan pekerjaan rumah yang
setiap subyek akan dibuat menjadi umum. Dalam rangka mengatasi pekerjaan siswa,
siswa akan memilih antara fokus pada satu atau dua mata pelajaran yang mereka
nikmati dan mahir di dalamnya, dan melakukan keperluan minimum untuk paham pada
setiap subyek. Kita bertanya-tanya, “apa siswa belajar dalam keadaan ini?” dan
apakah kebutuhan dari sistem didahulukan diatas kebutuhan siswa?”
2.2 Implementasi Model
Pembelajaran Fragmented
Model fragmented ini akan berguna apabila
diterapkan pada sekolah dasar yang siswanya memiliki berbagai macam karakter
yang berbeda dengan berbagai macam bidang ilmu yang ada yang nantinya siswa
akan didorong untuk memilih jurusan yang paling mereka sukai. Dan model ini
sangat bermanfaat pada tingkat menengah atas dan universitas di mana
masing-masing siswa akan kita dorong untuk menentukan dan mengkhususkan bidang
keahlian yeng meraka miliki melalui serangkaian aktivitas seperti monitoring,
pelatihan, serta kerja sama belajar. Selain itu model ini juga sangat
bermanfaat untuk guru yang ingin lebih spesifik dalam keahliannya di bidang
ilmu tertentu dan menggembangkan kurikulum yang ada dalam proses pembelajaran
di kelas. Manfaat model fragmented ini diantaranya:
1. Menjaga agar suatu mata
pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya, tidak tercampuri oleh mata
pelajaran yang lainnya.
2. Menyiapkan seorang guru
yang betul-betul ahli dalam di bidang mata pelajaran yang ia ajarkan dan mampu
mengajarkan, menggali, dan memahami materi secara luas dan mendalam.
3. Memberikan kenyamanan
bagi seluruh peserta didik. Artinya guru akan ditempatkan sebagai seorang
sumber belajar, sebagai siswa sebagai pencari ilmu yang berbeda.
4. Dengan bantuan guru siswa
akan banyak mendapatkan manfaat dari model Fragmented ini.
2.3 Kelebihan Dan
Kekurangan Model Fembelajaran Fragmented
Kelebihan Kurikulum Model Fragmented
Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model fragmented adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991: 5). Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Selain keuntungan di atas, kurikulum model fragmented atau kurikulum separated subject juga memiliki keuntungan-keuntungan yang lainnya diantara lain adalah sebagai berikut.
Keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan kurikulum model fragmented adalah esensi dari masing-masing ilmu dapat disampaikan secara murni. Selain itu, guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya (Fogarty, 1991: 5). Oleh karenanya, guru mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.
Selain keuntungan di atas, kurikulum model fragmented atau kurikulum separated subject juga memiliki keuntungan-keuntungan yang lainnya diantara lain adalah sebagai berikut.
- Bahan pelajaran dapat disajikan
secara logis dan sistematis. Tiap mata pelajaran mengandung sistematik
tertentu.
- Organisasi kurikulum fragmented sederhana,
mudah, direncanakan, dan dilaksanakan karena perubahan satu mata pelajaran
tidak berpengaruh pada mata pelajaran lainnya.
- Kurikulum fragmented mudah
dinilai. Kurikulum fragmented bertujuan
untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan, pengertian, dan
kecakapan-kecakapantertentu yang mudah dinilai dengan ujian atau tes.
Adakalanya bahan pelajaran ditentukan dengan menetapkan buku-buku
pelajaran yang harus dikuasai untuk suatu daerah, bahkan untuk seluruh
negara, sehingga dapat diadakan ujian umum yang uniform di seluruh negara.
- Kurikulum fragmented juga
dipakai di perguruan tinggi. Jenjang pendidikan tertinggi adalah perguruan
tinggi. Setiap perguruan tinggi menggunakan organisasi kurikulum yang
bersifat mata pelajaran yang terpisah-pisah.
- Kurikulum fragmented telah
dipakai berabad-abad lamanya dan sudah menjadi tradisi.
- Kurikulum fragmented lebih
memudahkan guru. Sistem perkuliahan di perguruan tinggi menggunakan
kurikulum ini sehingga guru cenderung nyaman apabila mengajar ilmu
pengetahuan yang sudah dikuasai sebelumnya.
- Kurikulum fragmented mudah
diubah. Perubahan kurikulum dicapai dengan cara menambah atau mengurangi
jumlah, isi, atau jenis matapelajaran sesuai dengan permintaan zaman.
- Organisasi kurikulum yang
sistematis seperti yang dimiliki oleh subject-curriculumesensial
untuk menafsirkan pengalaman. Organisasi tersebut menghemat waktu dan
tenaga (Nasution, 2003: 181).
Berdasarkan uraian di atas, model fragmented menjaga agar suatu mata pelajaran terjaga keaslian dan kemurniannya tidak tercampuri dengan mata pelajaran yang lainnya. Oleh karena itu model fragmented menyiapkan seorang guru yang pakar atau ahli di bidang mata pelajaran yang diajarkan dan mampu mengajarkan, menggali, dan memahami materi tersebut secara luas dan mendalam. Keuntungan di atas juga memberi pengaruh besar sehingga model kurikulum fragmented banyak digunakan dan bertahan dalam waktu yang sangat lama.
Kekurangan Kurikulum Model Fragmented
Meskipun
kurikulum fragmented umum digunakan
dimanapun serta telah bertahan bertahun-tahun, namun adapula kelemahan yang
menyebabkan kerugian dalam penggunaan model kurikulum ini dilihat
dari segi pendidikan modern.
Kekurangan yang sangat menonjol dalam model fragmented tidak adanya penjelasan dalam keterkaitan konsep antar matapelajaran karena masing-masing matapelajaran seolah-olah terpisah satu sama lain. Selain itu, menyisakan beban kepada peserta didik untuk mengerahkan sumber dayanya sendiri dalam hal membuat koneksi dan mengintegrasikan konsep serupa (Fogarty, 1991: 6). Oleh karena itu, seakan terjadi konsep ganda dalam pembahasan konsep yang sama dilihat dari dua matapelajaran.
Keterangan di atas selaras dengan pendapat Nasution (2003: 185), bahwa kurikulum model fragmented atau separate-subject memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut adalah sebagai berikut.
- Kurikulum fragmented memberikan
mata pelajaran yang terpisah (tidak berhubungan satu sama lain). Hal ini
bertentangan dengan situasi kehidupan nyata yang saling berhubungan satu
sama lain.
- Kurikulum fragmented tidak
memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi peserta didik dalam
kehidupannya sehari-hari. Dalam praktiknya, kurikulum fragmented bertujuan
menyampaikan sejumlah pengetahuan yang terdapat dalam buku-buku pelajaran
yang ditentukan. Seringkali bahan pelajaran tersebut tidak berhubungan
dengan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dalam kehidupannya.
- Kurikulum fragmented menyampaikan
pengalaman umat manusia yang lampau dalam bentuk yang sistematis dan
logis.
- Tujuan kurikulum fragmented terlampau
terbatas. Kurikulum fragmented kurang
memperhatikan pertumbuhan jasmaniah, perkembangan sosial, dan emosional
karena memusatkan tujuannya pada perkembangan intelektual dengan kurang
memperhatikan situasi-situasi nyata yang dihadapi peserta didik dalam
kehidupan.
- Kurikulum fragmented kurang
mengembangkan kemampuan berpikir karena mengutamakan penguasaan pengetahuan dengan jalan ulangan dan
hafalan, serta kurang mengajak peserta didik untuk berpikir sendiri.
- Kurikulum fragmented cenderung
menjadi statis dan ketinggalan zaman. Bahan pelajaran dalam kurikulum ini
terutama didasarkan pada pengetahuan yang tercantum dalam buku. Adakalanya
buku yang digunakan dari tahun ketahun tidak ada perubahan.
2.4 Cara Penerapan Model
Pembelajaran Fragmented Dalam Pembelajaran
Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun Sekolah Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi yaitu di kelas. Tergantung bagaimana guru bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar siswa bisa lebih bermakna dalam mengikuti pembelajaran.
Sebagai contoh penerapan, berikut ini tentang pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar dengan menggunakan pembelajaran terpadu model fragmented. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah meningkatkan kemampuan berbahasa siswa baik lisan maupun tertulis. Kemampuan berbahasa meliputi kemampuan mendengarkan, membaca, berbicara, menulis, dan apresiasi sastra. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan kelima kemampuan tersebut dapat meningkat baik secara lisan maupun tertulis. Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berbahasa siswa diperlukan berbagai usaha, strategi maupun metode yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia tidak menjadi pembelajaran yang membosankan bagi siswa. Dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diharapkan siswa dapat belajar mandiri dan merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuannya sendiri tanpa ada paksaan dari guru. Untuk mencapai tujuan tersebut seorang guru harus berusaha untuk membuat rencana pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, potensi, sarana dan prasarana yang tersedia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kelima aspek kemampuan berbahasa tersebut harus diberikan secara menyeluruh dan terencana, sehingga diharapkan siswa dapat meningkatkan dan menguasai kelima aspek tersebut baik secara lisan maupun tulis dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Namun dalam pembelajaran model Fragmented ini kelima aspek dalam keterampilan berbahasa di penggal-penggal dalam waktu yang berbeda. Hal itu dimaksudkan agar siswa bisa menguasai suatu pembelajaran secara mendalam. Model Fragmented ini dalam pemenggalannya bisa disampaikan dalam waktu yang berbeda atau juga penggunaan guru yang berbeda.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran
terpadu dapat dipandang sebagai suatu
pendekatan dalam merancang bentuk aktivitas
belajar-mengajar. Secara struktur sama dengan program satuan
pembelajaran untuk satu pokok bahasan/ materi pokok dalam silabus, hanya muatan
materinya dan konteksnya berbeda, yaitu berasal dari beberapa pokok
bahasan untuk satu mata pelajaran atau bahkan antar pokok
bahasan dari dua atau lebih mata pelajaran. Sesuai dengan Fogarty yang
menyatakan kesepuluh model dalam pembelajaran terpadu, tentunya masing-masing
model memiliki kelebihan dan kekurang dalam implementasi dilapangan.
Model fragmented
merupakan pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata
pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya.Seperti model
fragmented dengan semua kelebihan dan kelemahannya, semua dapat dimaksimalkan
dengan kreatifitas dan inovasi guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat memotivasi siswa dalam belajar sehingga meminimalkan semua kelemahan yang
ada pada masing-masing model terutama pada model fragmented.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2007. Pengembangan
Kurikulum: Teori & Praktek. Jogyakarta: AR-RUZZ Media.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Hamalik,O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.
Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, Inc.
Hamalik,O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution. 2003. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
PGSD A3 UMSIDA,Model
fragmented 2016 http://pgsda3umsida.blogspot.com/2016/03/model-fragmented.html diakses pada 03 september 2019
UKNOWN,model fragmented 2017 http://yolawredha2796.blogspot.com/2017/04/model-fragmented.html
diakses pada 03 september 2019
Komentar
Posting Komentar