Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia pada tahun 2024. Stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan, berdampak signifikan terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak. Data terbaru dari beberapa jurnal dan buku terbitan tahun 2023–2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun pemerintah telah menetapkan target penurunan menjadi 14% pada 2024. Upaya penanggulangan stunting telah menjadi prioritas nasional, namun berbagai kendala masih dihadapi, terutama dalam aspek kesadaran masyarakat, akses terhadap gizi yang memadai, dan layanan kesehatan yang berkualitas. Menurut laporan dalam jurnal Public Health Review (2023), salah satu penyebab utama stunting di Indonesia adalah rendahnya kualitas gizi ibu selama kehamilan dan kurangnya akses pada layanan kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil. Faktor ekonomi dan sosial, seperti kemis...
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sasaran utama
program pembangunan jangka panjang Indonesia adalah untuk mencapai keseimbangan
antara bidang pertanian dan industri. Karena bidang pertanian khususnya masih
menjadi salah satu sektor basis atau sektor unggulan untuk kebanyakan wilayah
di Indonesia. Menurut Saragih (2001) dalam upaya penguatan ekonomi rakyat,
industrialisasi pertanian merupakan syarat keharusan (necessary condition).
Selain itu, pengembangan potensi unggulan daerah dapat 2 dilakukan melalui
pengembangan sektor industri karena adanya tiga alasan utama (Tambunan, 2006).
Pertama, industri adalah satu-satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan
nilai tambah paling besar sehingga menjadi penyumbang terbesar terhadap
pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai
penarik (lewat keterkaitan produksi ke belakang) dan pendorong (lewat
keterkaitan produksi ke depan) terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di
sektor-sektor ekonomi lainnya. Ketiga, industri merupakan sektor terpenting
bagi pengembangan teknologi, dan penciptaan inovasi baru yang selanjutnya mampu
memberikan multiplier effect. Dalam program percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, pertanian menjadi salah satu
program utama. Untuk sektor pertanian dengan subsektornya perkebunan, salah
satu pengemba- ngan kegiatan ekonomi utamanya adalah kelapa sawit. Peranan
sektor perkebu- nan memang begitu besar bagi peningkatan pemanfaatan petani dan
penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri serta sebagai sumber devisa
negara (Arifin, 2001). Berdasarkan data potensi sumber daya alam Indonesia
dalam MP3EI, sampai tahun 2010, produsen dan eksportir terbesar untuk minyak
kelapa sawit adalah Indonesia dengan nilai lebih dari 19 juta ton per tahun.
Sentra pro- duksi kelapa sawit berdasarkan pengembangan kegiatan ekonomi utama
berada di daerah Sumatera. Ini menjadikan Sumatera sebagai bagian dari koridor
ekonomi. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Menurut
(Soetrisno, 2008) peranan komoditas kelapa sawit cukup besar dalam 3
perekonomian Indonesia, karena yang pertama, minyak sawit merupakan bahan utama
minyak goreng, sehingga pasokan yang berkelanjutan akan menjaga kestabilan
harga minyak goreng. Hal ini sangat penting karena minyak goreng merupakan
salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya
harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah satu
komoditas andalan ekspor non migas. Ketiga, dalam proses produksi maupun
pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat (dalam Utami, 2010).
1.2 Rumusan
Masalah
1.Bagaimana dampak
secara sosial dan ekonomi dari adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Mesuji ?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi petani
dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji?
3.Bagaimana persebaran
lahan perkebunan kelapa sawit dikabupaten mesuji?
1.3
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak secara sosial dan ekonomi
dari adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji.
2. Untuk
menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya pengembangan perkebunan
kelapa sawit di Kabupaten Mesuji.
3.Untuk mengetahui persebaran lahan perkebunan kelapa
sawit dikabupaten Mesuji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
Kegiatan
ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memperoleh
barang dan jasa, dengan kata lin juga bisa kegiatan ekonomi adalah
kegiatan manusia untuk mencapai kemakmuran hidupnyaAktivitas ekonomi adalah
kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.dan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya itu manusia mencari mata pencaharian sesuai dengan
kemampuannya.secara umum mata pencaharian dibedakan dalam dua sektor,yaitu
pertanian dan non pertanian.
1.sektor
pertanian
Dinegara
agraris seperti Indonesia,sektor pertanian merupakan sektor utama aktivitas
ekonomi penduduknya,walaupun seiring dengan perkembangan zaman terjadi
pergeseran yang cukup signifikan.kegiatan pertanian,secara umum tidak hanya
meliputi kegiatan bercocok tanam saja,tetapi juga meliputi kegiatan
perkebunan,budidaya hewan dan kehutanan.
2.sektor
non-pertanian
Sektor
non-pertanian mempunyai cakupan dan jenis mata pencaharian yang lebih
beragam.mata pencaharian non-pertanian secara umum dapat dibagi menjadi bidang
industry,perdagangan dan jasa.
Kondisi
geografis suatu daerah mempengaruhi penyebaran penduduk,sehingga mengenal
wilayah pedesaan dan perkotaan.
1.pedesaan
Penggunaan
lahan dipedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa
itu.dipedesaan umumnya penggunaan lahan didominasi untuk fungsi pertanian dan
permukiman.wilayah pedesaan biasanya dikelilingi oleh tanah produksi,seperti
sawah dan ladang/tegalan.berdasarkan mata pencaharian penduduk desa dibedakan
menjadi :
·
Desa pertanian
·
Desa perkebunan
·
Desa nelayan
2.Perkotaan
Menurut
R.Bintarto,kota merupakan suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh
unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup
besar,serta corak kehidupanyang lebih heterogen dan materialistis dibandingkan
dengan daerah sekitarnya.
Berdasarkan
fungsinya,kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan menjadi :
·
Pusat pemerintahan ,lahan
digunakan untuk bangnan kantor-kantor pemerintahan
·
Pusat perdagangan,lahan
digunakan untuk bangunan pasar-pasar,mulai dari pasar tradisional sampai
pusat-pusat pertokoan dan mall.
·
Pusat perindustrian,lahan
digunakan untuk pabrik,Gudang,dll.
·
Pusat Pendidikan,lahan
digunakan untuk bangunan sekolah.
·
Pusat kesehatan,lahan
digunakan untuk bangunan rumah sakit.
·
Pusat rekreasi lahan
digunakan untuk saranan rekreasi.
·
Pusat pertahanan dan
keamanan negara,lahan digunakan untuk markas tantara dan polisi.
2.2
Jenis kegiatan ekonomi
1.kegiatan
produksi
Kegiatan
produksi adalah suatu aktivitas atau pekerjan yang dapat menghasilkan suatu
produk,baik itu barang maupun jasa.dengan adanya kegiatan produksi maka
diharapkan barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Pelaku
kegiatan produksi ini biasanya disebut dengan produsen dimana tujuan dari
kegiatan produksi adalah untuk memperoleh keuntungan dari barang dan jasa yang
dihasilkan.contoh kegiatan produksi misalnya perusahaan pembuat roti yang
menghasilkan berbagai produk roti untuk memenuhi permintaan pasar.
2. Kegiatan Distribusi
Distribusi adalah suatu kegiatan menyalurkan barang
dari produsen ke konsumen. Badan atau orang yang melakukan ini disebut sebagai
distributor. Tanpa adanya distributor, barang dari produsen akan sulit sampai
ke tangan konsumen.Biasanya, distributor harus selalu membeli dalam jumlah
besar karena kendala waktu, jarak, dan biaya. Misalnya beras yang diproduksi di
pedalaman tidak akan bisa satu per satu sampai ke tangan konsumen di perkotaan
tanpa adanya peran distributor.Distribusi punya beberapa tujuan, yakni
menstabilkan harga barang/jasa di seluruh egeri, menjaga perkembangan usaha dan
kegiatan produksi, serta mempercepat sampainya barang ke tangan konsumen.
Cara-cara distribusi pun bermacam-macam, misalnya melalui pedagang besar atau
agen, pedanga eceran, koperasi, toko milik produsen sendiri, door to door, dan
lain-lain.
3.kegiatan
konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan menggunakan atau menghabiskan
barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan atau kelangsungan hidup. Pelaku yang
melakukan kegiatan konsumsi disebut sebagai konsumen. Contoh paling simpel
pelaku kegiatan konsumsi adalah diri kita sendiri.Kita membeli pulsa XL,
berarti kita adalah konsumen XL yakni orang yang menggunakan jasa XL untuk
kelangsungan hidup providernya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dampak Secara Sosial
dan Ekonomi Perkeebunan Kelapa Sawit bagi
Masyarakat
Adanya perkebunan kelapa sawit dimesuji
membawa dampak tersendiri bagi masyarakat Mesuji baik dampak sosial maupun
dampak ekonomi.
Dampak secara sosial dan ekonomi yang bisa masyarakat rasakan dari adanya
kegiatan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji yaitu secara ekonomi
pendapatan dan konsumsi masyarakat sekitar meningkat sejak adanya kegiatan
perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan rakyat maupun perusahaan
perkebunan. Adanya perkebunan kelapa sawit juga memberikan peluang tumbuhnya
lapangan usaha baru dan mampu menyerap tenaga kerja. Ini menunjukkan bahwa
adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji mampu mengurangi adanya
pengangguran dengan adanya perkebunan kelapa sawit masyarakat bekerja dikebun
tersebut baik kebun milik sendiri ataupun buruh dikebun orang lain.dengan
begitu angka pengangguran dikabupaten Mesuji akan berkurang dan perekonomian
yang semakin membaik.
Secara sosial perkebunan kelapa sawit mampu
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendapatkan kualitas kesehatan dan pendidikan yang lebih
baik,dengan memiliki biaya yang cukup masyarakat sadar akan pentingnya
Pendidikan sehingga anak-anak melanjutkan sekolah hingga ke tingkat yang lebih
tinggi,jika dibandingkan dengan tahun sebelum kelapa sawit begitu banyak dikabupaten
Mesuji masyarakat masih banyak yang buruh merantau ke daerah lain dan
mengakibatkan mereka tidak mementingkan Pendidikan karena menurut mereka biaya
yang mahal dan susahnya pendapatan ekonomi mereka.selain itu dengan adanya
perkebunan sawit mampu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekitar
meskipun belum merata,adanya perkebunan sawit milik swadaya atupun milik plasma
akan menuntut pemilik kebun kelapa sawit memperbaiki jalan-jalan yang dilewati
untuk mengangkut kelapa sawit tersebut menuju pabrik kelapa sawit,hal tersebut yang menjadikan pembangunan sarana dan prasaran
lebih baik lagi dengan adanya perkebunan kelapa sawit walaupun belum merata.
Hambatan yang
dihadapi petani dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten
Mesuji adalah masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana seperti jalan dan
jembatan.untuk jalan yang masih berlumpur dan rusak,jembatan yang masih rusak
dan belum memadai untuk dilewati kendaraan yang membawa beban berat menyebabkan
para petani kelapa sawit susah dalam mendistribusikan buah kelapa
sawitnya. perolehan modal untuk
pengembangan usaha tani kelapa sawit, untuk petani sendiri masih kekurangan
modal untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawitnya seperti biaya perawatan
kebun,biaya operasional.Kurangnya program penyuluhan yang diberikan oleh
pemerintah, dan kendala pada perluasan lahan perkebunan kelapa sawit,untuk
penyuluhan tentang masalah perkebunan kelapa sawit dikabupaten Mesuji masih
kurang pemerintah masih belum memberikan penyuluhan ke petani-petani kelapa
sawit dan untuk perluasan lahan perkebunan kelapa sawit juga susah karena
dikabupaten Mesuji tidak hanya kelapa sait saja tetapi ada perkebunan karet dan
singkong yang menyebabkan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit masih sangat
minim.
Petani swadaya
tersebar hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Mesuji. Banyak petani yang
harus beralih dan mengikuti perkembangan jenis komoditas tanaman yang ada di
wilayah mereka untuk menyesuaikan kondisi di wilayah mereka. Kepemilikan lahan
kelapa sawit hampir sebagian besar yaitu sekitar 40 sampai 80% adalah lahan
milik sendiri. Dimana petani 6 yang memiliki luas lahan kecil, yaitu ≤ 2 ha
masih harus mencari pekerjaan lain seperti menjadi buruh untuk memanen kebun
kelapa sawit milik orang lain atau sebagai buruh pabrik, atau menjadi buruh
pemanen karet. Budidaya perkebunan kelapa sawit tidak terlalu sulit. Tidak
seperti kebanyakan komoditas lain, budidaya kelapa sawit bukanlah budidaya
usahatani yang harus dilakukan setiap hari. Pemeliharaan dan pengendalian hama
umumnya dilakukan petani kelapa sawit secara berkala, yaitu satu sampai dua
kali dalam setahun, yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit dan
dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi petani kelapa sawit tersebut. Cara
memperoleh faktor produksi untuk kebutuhan penanaman dan budidaya tanaman
kelapa sawit diperoleh dengan membeli di agen-agen sekitar wilayah kebun dan di
toko/kios pertanian disekitar wilayah perkebunan. Faktor produksi berupa tenaga
kerja dapat dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar
keluarga dari warga disekitar perkebunan. Buruh juga yang diperlukan ketika
panen tak hanya di dapatkan di wilayah atau desa penghasil kelapa sawit tetapi
di daerah lain yang warganya tidak memiliki lahan. Sistem pembayaran upah untuk
proses panen dan perawatan kelapa sawit dapat dilakukan dengan sistem borongan
atau dengan upah per hari atau upah per tonase hasil panen tergantung
berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan buruh.
Perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Mesuji berkembang pada dua tipologi lahan, yaitu lahan
kering dan lahan basah (lahan 6 gambut). Pada lahan basah kadar air lebih
banyak dan salinitas lebih tinggi daripada lahan kering. Berdasarkan hasil
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) pertanian utama yang ada di Kabupaten Mesuji
adalah tanaman perkebunan. Menurut hasil ST2013 usaha pertanian di Mesuji
didominasi oleh jenis usaha rumah tangga pertanian. Hal ini ter- cermin dari
besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan
perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya. Jumlah rumah
tangga usaha pertanian di Mesuji hasil ST2013 tercatat sebanyak 40.588 rumah
tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013
tercatat sebanyak 5 perusahaan. Berdasarkan hasil ST2013, Kecamatan Way Serdang
tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian
terbanyak, yaitu sebanyak 9,173 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga
usaha pertanian terbesar terjadi di Kecamatan Mesuji Timur sebanyak 698 rumah
tangga, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 11,13
persen. Menurut Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji, usaha
perkebunan di Kabupaten Mesuji dikelola dalam bentuk perkebunan besar yang
dikelola oleh perusahaan swasta dan perkebunan rakyat yang dikelola oleh rumah
tangga dalam bentuk perorangan (swadaya). Untuk perkebunan besar mereka juga
mengem- bangkan konsep PIR dengan perkebunan rakyat sebagai plasmanya atau
peserta.Berikut adalah data tentang perkebunan kelapa sawit dikabupaten Mesuji

Dari data tersebut
dapat diketahui bahwa jumlah areal perkebunan kelapa sawit terluas dikabupaten
Mesuji berada di kecamatan way Serdang yaitu dengan jumlah 6.888 ha.dengan
jumlah terluas masyarakat dikaecamatan way Serdang memiliki tingkat kemajuan
dibidang ekonomi yang lumayan membaik karena di wiwilayah tersebut sudah ada
pabrik untuk mengolah hasil panen kelapa sawit itu sendiri dengan begitu
masyarakat tidak perlu membawa hasil panen kelapa sawitnya keluar dari
wilayahnya.

Dari data tersebut
dapat diketahui jumlah petani terbanyak ada dikecamatan way Serdang,dengan luas
lahan perkebunan yang luas begitu pula dengan jumlah petaninya yang banyak
pula.dan jumlah petani yang paling sedikit berada dikecamatan Mesuji,karena lahan pertanian yang sedikit
jumlah petaninya pun sedikit pula.

Jumlah produksi
kelapa sawit tertinggi dikabupaten Mesuji berada di kecamatan way Serdang lalu
berikutnya ada kecamatan denga jumlah produksi terendah yaitu dikecamatan
Mesuji dengan jumlah produksi hanya 456 ton.karena jumlah lahan perkebunan
kelapa sawit yang masih belum luas membuat kecamatan Mesuji menjadi daerah yang
memiliki hasil produksi terendah.
|
SWADAYA
|
PLASMA
|
|
Kecamatan
|
Luas
areal(Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
Jumlah
petani
|
Perusahan
|
Luas
areal(Ha)
|
Produksi
(Ton)
|
|
Way Serdang
|
6.888
|
297.000
|
9.003
|
PT.BNIL
|
3.864,80
|
92.755,2
|
|
Simpang
Pematang
|
3.805
|
8.500
|
1.465
|
PT.SIP
|
5.205,88
|
133.791,
116
|
|
Pancajaya
|
1.546,2
5
|
3.448
|
2.018
|
PT.BSMI
|
2.212,28
|
39.821,04
|
|
Mesuji
|
537
|
456
|
227
|
|
|
|
|
Tanjung
raya
|
3.631
|
3.679
|
2.873
|
|
|
|
|
Mesuji
timur
|
4.081
|
339.04
|
3.125
|
|
|
|
|
Rawajitu
utara
|
1.175
|
7.800
|
1.196
|
|
|
|
|
Jumlah
|
21.663,
25
|
321.222,
16
|
19.907
|
|
11.282.96
|
132.576,
24
|
Sumber Data :
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji
Menurut data dari
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji di atas, luas areal, jumlah
produksi dan jumlah petani tertinggi berada di Kecamatan Wayserdang untuk
perkebunan swadaya. Dan terendah adalah Kecamatan Mesuji. Sedangkan untuk
perkebunan plasma luas areal dan jumlah produksi terbesar adalah PT. SIP.
Selain itu menurut data tersebut luas areal lahan dan produktivitas perkebunan
swadaya lebih besar daripada perkebunan plasma, ini menunjukkan bahwa sebagian
besar perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Mesuji adalah perkebunan
swadaya atau perkebunan rakyat yang dikelola oleh rumah tangga dalam bentuk
perorangan. Aktivitas perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya mampu
memberikan nilai tambah yang tinggi di sektor perekonomian, karena kelapa sawit
memberi- 8 kan pendapatan yang lebih tinggi kepada petani jika dibandingkan
dengan jenis tanaman perkebunan lainnya (Syahza, 2011).
Tanaman kelapa
sawit juga merupakan tanaman yang cukup tangguh, karena tidak memerlukan
perawatan yang intensif dan tahan terhadap hama dan penyakit (Hutabarat 2011).
Selain itu permintaan dari tahun ke tahun untuk produk kelapa sawit terus
mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri
tetapi juga luar negeri. Karena alasan tersebut maka kelapa sawit menjadi
primadona dan dijadikan salah satu tumpuan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dampak berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji ditunjukkan
dengan tumbuhnya industri pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) yaitu dengan
munculnya perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit. Ada 5 perusahaan besar
swasta di Kabupaten Mesuji menurut data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan
Kabupaten Mesuji tahun 2010, yaitu PT. Sumber Indah Perkasa, PT. Barat Selatan
Makmur Investindo, PT. Bangun Tata Lampung Abadi, PT. Tunas Baru Lampung, dan
PT. Lampung Inter Pertiwi, kelima perusahaan ini mampu menyerap sekitar 2.305
orang pekerja, baik itu sebagai karyawan tetap, harian tetap, maupun harian
lepas.
Berdasarkan hasil
penelitian Syahza (2005) berkembangnya perkebunan kelapa sawit juga akan
merangsang tumbuhnya industri pengolahan yang menggunakan kelapa sawit sebagai
bahan baku utamanya, pembangunan perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda
terhadap ekonomi wilayah, terutama dalam penciptaan kesempatan dan peluang
kerja. Semakin besar perkembangan perkebunan kelapa sawit maka akan semakin
terasa dampaknya terhadap tenaga 9 kerja yang bekerja pada sektor perkebunan
dan turunannya. Pendapatan petani akan meningkat dan akan meningkatkan daya
beli masyarakat. Begitu juga dengan tumbuhnya kesempatan berusaha, seperti :
kios makanan, minuman, industri rumah tangga, jasa transportasi, jasa
perbankan. Potensi dalam pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit merupakan
kebijakan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Dengan efek
pengganda pendapatannya perkebunan kelapa sawit dapat menentukan pening- katan
pendapatan suatu daerah. Hal bisa dilihat dari adanya pembangunan industri
hulu-hilir kelapa sawit dan tumbuhnya sektor ekonomi, sosial yang akan memun-
culkan kesempatan usaha baru. Pendapatan dan konsumsi petani juga akan
meningkat, sehingga akan terjadi peningkatan juga pada kesejahteraan mereka.
Sehingga pada akhirnya dorongan sektor ini pada tumbuh dan berkembangnya sektor
lain akan membuat perekonomian wilayah meningkat.
BAB
IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dampak secara sosial dan ekonomi yang bisa masyarakat rasakan dari
adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji yaitu secara
ekonomi pendapatan dan konsumsi masyarakat sekitar meningkat sejak adanya
kegiatan perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan rakyat maupun perusahaan
perkebunan. Adanya perkebunan kelapa sawit juga memberikan peluang tumbuhnya
lapangan usaha baru dan mampu menyerap tenaga kerja.Hambatan yang dihadapi
petani dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji
adalah masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana seperti jalan dan
jembatan, perolehan modal untuk pengembangan usaha tani kelapa sawit.
DAFTAR
PUSTAKA
BPS kabupaten
Mesuji dalam angka 2018
Hamdan.2007.pengertian
dan contoh landasan teori proposal penelitian,skripsi. https://satujam.com/contoh-landasan-teori
diakses pada 21 oktober 2019
Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Tujuan, dan Jenis Kegiatan
Ekonomi https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-kegiatan-ekonomi.html
Diakses pada 21 oktober 2019
Pengertian
kegiatan ekonomi.2013. http://ips-sekolah.blogspot.com/2013/03/pengertian-kegiatan-ekonomi.html
diakses pada 21
oktober 2019
Sumber Data :
Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji
Komentar
Posting Komentar