Langsung ke konten utama

Isu Stunting di Indonesia pada Tahun 2024

Stunting merupakan masalah kesehatan utama yang masih menjadi tantangan serius di Indonesia pada tahun 2024. Stunting, yaitu kondisi gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan, berdampak signifikan terhadap perkembangan fisik dan kognitif anak. Data terbaru dari beberapa jurnal dan buku terbitan tahun 2023–2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi, meskipun pemerintah telah menetapkan target penurunan menjadi 14% pada 2024. Upaya penanggulangan stunting telah menjadi prioritas nasional, namun berbagai kendala masih dihadapi, terutama dalam aspek kesadaran masyarakat, akses terhadap gizi yang memadai, dan layanan kesehatan yang berkualitas. Menurut laporan dalam jurnal Public Health Review (2023), salah satu penyebab utama stunting di Indonesia adalah rendahnya kualitas gizi ibu selama kehamilan dan kurangnya akses pada layanan kesehatan, terutama di daerah-daerah terpencil. Faktor ekonomi dan sosial, seperti kemis...

aktivitas ekonomi petani sawit kabupaten mesuji



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Sasaran utama program pembangunan jangka panjang Indonesia adalah untuk mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri. Karena bidang pertanian khususnya masih menjadi salah satu sektor basis atau sektor unggulan untuk kebanyakan wilayah di Indonesia. Menurut Saragih (2001) dalam upaya penguatan ekonomi rakyat, industrialisasi pertanian merupakan syarat keharusan (necessary condition). Selain itu, pengembangan potensi unggulan daerah dapat 2 dilakukan melalui pengembangan sektor industri karena adanya tiga alasan utama (Tambunan, 2006). Pertama, industri adalah satu-satunya sektor ekonomi yang bisa menghasilkan nilai tambah paling besar sehingga menjadi penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB). Kedua, industri bisa sebagai penarik (lewat keterkaitan produksi ke belakang) dan pendorong (lewat keterkaitan produksi ke depan) terhadap perkembangan dan pertumbuhan output di sektor-sektor ekonomi lainnya. Ketiga, industri merupakan sektor terpenting bagi pengembangan teknologi, dan penciptaan inovasi baru yang selanjutnya mampu memberikan multiplier effect. Dalam program percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia yang tertuang dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025, pertanian menjadi salah satu program utama. Untuk sektor pertanian dengan subsektornya perkebunan, salah satu pengemba- ngan kegiatan ekonomi utamanya adalah kelapa sawit. Peranan sektor perkebu- nan memang begitu besar bagi peningkatan pemanfaatan petani dan penyediaan bahan baku untuk industri dalam negeri serta sebagai sumber devisa negara (Arifin, 2001). Berdasarkan data potensi sumber daya alam Indonesia dalam MP3EI, sampai tahun 2010, produsen dan eksportir terbesar untuk minyak kelapa sawit adalah Indonesia dengan nilai lebih dari 19 juta ton per tahun. Sentra pro- duksi kelapa sawit berdasarkan pengembangan kegiatan ekonomi utama berada di daerah Sumatera. Ini menjadikan Sumatera sebagai bagian dari koridor ekonomi. Kelapa sawit merupakan komoditi utama perkebunan di Indonesia. Menurut (Soetrisno, 2008) peranan komoditas kelapa sawit cukup besar dalam 3 perekonomian Indonesia, karena yang pertama, minyak sawit merupakan bahan utama minyak goreng, sehingga pasokan yang berkelanjutan akan menjaga kestabilan harga minyak goreng. Hal ini sangat penting karena minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok kebutuhan masyarakat sehingga harganya harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kedua, sebagai salah satu komoditas andalan ekspor non migas. Ketiga, dalam proses produksi maupun pengolahan juga mampu menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat (dalam Utami, 2010).

1.2  Rumusan Masalah
1.Bagaimana dampak secara sosial dan ekonomi dari adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji ?
 2. Apa saja hambatan yang dihadapi petani dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji?
3.Bagaimana persebaran lahan perkebunan kelapa sawit dikabupaten mesuji?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dampak secara sosial dan ekonomi dari adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji.
 2. Untuk menjelaskan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji.
3.Untuk mengetahui persebaran lahan perkebunan kelapa sawit dikabupaten Mesuji.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memperoleh barang dan jasa, dengan kata lin juga bisa kegiatan ekonomi adalah kegiatan manusia untuk mencapai kemakmuran hidupnyaAktivitas ekonomi adalah kegiatan yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.dan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya itu manusia mencari mata pencaharian sesuai dengan kemampuannya.secara umum mata pencaharian dibedakan dalam dua sektor,yaitu pertanian dan non pertanian.
1.sektor pertanian
Dinegara agraris seperti Indonesia,sektor pertanian merupakan sektor utama aktivitas ekonomi penduduknya,walaupun seiring dengan perkembangan zaman terjadi pergeseran yang cukup signifikan.kegiatan pertanian,secara umum tidak hanya meliputi kegiatan bercocok tanam saja,tetapi juga meliputi kegiatan perkebunan,budidaya hewan dan kehutanan.
2.sektor non-pertanian
Sektor non-pertanian mempunyai cakupan dan jenis mata pencaharian yang lebih beragam.mata pencaharian non-pertanian secara umum dapat dibagi menjadi bidang industry,perdagangan dan jasa.
Kondisi geografis suatu daerah mempengaruhi penyebaran penduduk,sehingga mengenal wilayah pedesaan dan perkotaan.
1.pedesaan
Penggunaan lahan dipedesaan bergantung pada kehidupan sosial dan ekonomi di desa itu.dipedesaan umumnya penggunaan lahan didominasi untuk fungsi pertanian dan permukiman.wilayah pedesaan biasanya dikelilingi oleh tanah produksi,seperti sawah dan ladang/tegalan.berdasarkan mata pencaharian penduduk desa dibedakan menjadi :
·         Desa pertanian
·         Desa perkebunan
·         Desa nelayan
2.Perkotaan
Menurut R.Bintarto,kota merupakan suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non-alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup besar,serta corak kehidupanyang lebih heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Berdasarkan fungsinya,kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan menjadi :
·         Pusat pemerintahan ,lahan digunakan untuk bangnan kantor-kantor pemerintahan
·         Pusat perdagangan,lahan digunakan untuk bangunan pasar-pasar,mulai dari pasar tradisional sampai pusat-pusat pertokoan dan mall.
·         Pusat perindustrian,lahan digunakan untuk pabrik,Gudang,dll.
·         Pusat Pendidikan,lahan digunakan untuk bangunan sekolah.
·         Pusat kesehatan,lahan digunakan untuk bangunan rumah sakit.
·         Pusat rekreasi lahan digunakan untuk saranan rekreasi.
·         Pusat pertahanan dan keamanan negara,lahan digunakan untuk markas tantara dan polisi.






2.2  Jenis kegiatan ekonomi
1.kegiatan produksi
Kegiatan produksi adalah suatu aktivitas atau pekerjan yang dapat menghasilkan suatu produk,baik itu barang maupun jasa.dengan adanya kegiatan produksi maka diharapkan barang dan jasa yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Pelaku kegiatan produksi ini biasanya disebut dengan produsen dimana tujuan dari kegiatan produksi adalah untuk memperoleh keuntungan dari barang dan jasa yang dihasilkan.contoh kegiatan produksi misalnya perusahaan pembuat roti yang menghasilkan berbagai produk roti untuk memenuhi permintaan pasar.

2.  Kegiatan Distribusi

Distribusi adalah suatu kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Badan atau orang yang melakukan ini disebut sebagai distributor. Tanpa adanya distributor, barang dari produsen akan sulit sampai ke tangan konsumen.Biasanya, distributor harus selalu membeli dalam jumlah besar karena kendala waktu, jarak, dan biaya. Misalnya beras yang diproduksi di pedalaman tidak akan bisa satu per satu sampai ke tangan konsumen di perkotaan tanpa adanya peran distributor.Distribusi punya beberapa tujuan, yakni menstabilkan harga barang/jasa di seluruh egeri, menjaga perkembangan usaha dan kegiatan produksi, serta mempercepat sampainya barang ke tangan konsumen. Cara-cara distribusi pun bermacam-macam, misalnya melalui pedagang besar atau agen, pedanga eceran, koperasi, toko milik produsen sendiri, door to door, dan lain-lain.
3.kegiatan konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan menggunakan atau menghabiskan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan atau kelangsungan hidup. Pelaku yang melakukan kegiatan konsumsi disebut sebagai konsumen. Contoh paling simpel pelaku kegiatan konsumsi adalah diri kita sendiri.Kita membeli pulsa XL, berarti kita adalah konsumen XL yakni orang yang menggunakan jasa XL untuk kelangsungan hidup providernya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Dampak Secara Sosial dan Ekonomi Perkeebunan Kelapa Sawit bagi
Masyarakat
Adanya perkebunan kelapa sawit dimesuji membawa dampak tersendiri bagi masyarakat Mesuji baik dampak sosial maupun dampak ekonomi. Dampak secara sosial dan ekonomi yang bisa masyarakat rasakan dari adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji yaitu secara ekonomi pendapatan dan konsumsi masyarakat sekitar meningkat sejak adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan rakyat maupun perusahaan perkebunan. Adanya perkebunan kelapa sawit juga memberikan peluang tumbuhnya lapangan usaha baru dan mampu menyerap tenaga kerja. Ini menunjukkan bahwa adanya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji mampu mengurangi adanya pengangguran dengan adanya perkebunan kelapa sawit masyarakat bekerja dikebun tersebut baik kebun milik sendiri ataupun buruh dikebun orang lain.dengan begitu angka pengangguran dikabupaten Mesuji akan berkurang dan perekonomian yang semakin membaik.
 Secara sosial perkebunan kelapa sawit mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendapatkan  kualitas kesehatan dan pendidikan yang lebih baik,dengan memiliki biaya yang cukup masyarakat sadar akan pentingnya Pendidikan sehingga anak-anak melanjutkan sekolah hingga ke tingkat yang lebih tinggi,jika dibandingkan dengan tahun sebelum kelapa sawit begitu banyak dikabupaten Mesuji masyarakat masih banyak yang buruh merantau ke daerah lain dan mengakibatkan mereka tidak mementingkan Pendidikan karena menurut mereka biaya yang mahal dan susahnya pendapatan ekonomi mereka.selain itu dengan adanya perkebunan sawit mampu meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sekitar meskipun belum merata,adanya perkebunan sawit milik swadaya atupun milik plasma akan menuntut pemilik kebun kelapa sawit memperbaiki jalan-jalan yang dilewati untuk mengangkut kelapa sawit tersebut menuju pabrik kelapa sawit,hal tersebut yang menjadikan pembangunan sarana dan prasaran lebih baik lagi dengan adanya perkebunan kelapa sawit walaupun belum merata.
Hambatan yang dihadapi petani dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji adalah masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana seperti jalan dan jembatan.untuk jalan yang masih berlumpur dan rusak,jembatan yang masih rusak dan belum memadai untuk dilewati kendaraan yang membawa beban berat menyebabkan para petani kelapa sawit susah dalam mendistribusikan buah kelapa sawitnya.  perolehan modal untuk pengembangan usaha tani kelapa sawit, untuk petani sendiri masih kekurangan modal untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawitnya seperti biaya perawatan kebun,biaya operasional.Kurangnya program penyuluhan yang diberikan oleh pemerintah, dan kendala pada perluasan lahan perkebunan kelapa sawit,untuk penyuluhan tentang masalah perkebunan kelapa sawit dikabupaten Mesuji masih kurang pemerintah masih belum memberikan penyuluhan ke petani-petani kelapa sawit dan untuk perluasan lahan perkebunan kelapa sawit juga susah karena dikabupaten Mesuji tidak hanya kelapa sait saja tetapi ada perkebunan karet dan singkong yang menyebabkan perluasan lahan perkebunan kelapa sawit masih sangat minim.

Petani swadaya tersebar hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Mesuji. Banyak petani yang harus beralih dan mengikuti perkembangan jenis komoditas tanaman yang ada di wilayah mereka untuk menyesuaikan kondisi di wilayah mereka. Kepemilikan lahan kelapa sawit hampir sebagian besar yaitu sekitar 40 sampai 80% adalah lahan milik sendiri. Dimana petani 6 yang memiliki luas lahan kecil, yaitu ≤ 2 ha masih harus mencari pekerjaan lain seperti menjadi buruh untuk memanen kebun kelapa sawit milik orang lain atau sebagai buruh pabrik, atau menjadi buruh pemanen karet. Budidaya perkebunan kelapa sawit tidak terlalu sulit. Tidak seperti kebanyakan komoditas lain, budidaya kelapa sawit bukanlah budidaya usahatani yang harus dilakukan setiap hari. Pemeliharaan dan pengendalian hama umumnya dilakukan petani kelapa sawit secara berkala, yaitu satu sampai dua kali dalam setahun, yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman kelapa sawit dan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi petani kelapa sawit tersebut. Cara memperoleh faktor produksi untuk kebutuhan penanaman dan budidaya tanaman kelapa sawit diperoleh dengan membeli di agen-agen sekitar wilayah kebun dan di toko/kios pertanian disekitar wilayah perkebunan. Faktor produksi berupa tenaga kerja dapat dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga dari warga disekitar perkebunan. Buruh juga yang diperlukan ketika panen tak hanya di dapatkan di wilayah atau desa penghasil kelapa sawit tetapi di daerah lain yang warganya tidak memiliki lahan. Sistem pembayaran upah untuk proses panen dan perawatan kelapa sawit dapat dilakukan dengan sistem borongan atau dengan upah per hari atau upah per tonase hasil panen tergantung berdasarkan kesepakatan antara pemilik dan buruh.
Perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji berkembang pada dua tipologi lahan, yaitu lahan kering dan lahan basah (lahan 6 gambut). Pada lahan basah kadar air lebih banyak dan salinitas lebih tinggi daripada lahan kering. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013 (ST2013) pertanian utama yang ada di Kabupaten Mesuji adalah tanaman perkebunan. Menurut hasil ST2013 usaha pertanian di Mesuji didominasi oleh jenis usaha rumah tangga pertanian. Hal ini ter- cermin dari besarnya jumlah rumah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainnya. Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Mesuji hasil ST2013 tercatat sebanyak 40.588 rumah tangga. Sedangkan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum hasil ST2013 tercatat sebanyak 5 perusahaan. Berdasarkan hasil ST2013, Kecamatan Way Serdang tercatat sebagai kecamatan dengan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu sebanyak 9,173 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian terbesar terjadi di Kecamatan Mesuji Timur sebanyak 698 rumah tangga, dengan pertumbuhan jumlah rumah tangga usaha pertanian sebesar 11,13 persen. Menurut Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji, usaha perkebunan di Kabupaten Mesuji dikelola dalam bentuk perkebunan besar yang dikelola oleh perusahaan swasta dan perkebunan rakyat yang dikelola oleh rumah tangga dalam bentuk perorangan (swadaya). Untuk perkebunan besar mereka juga mengem- bangkan konsep PIR dengan perkebunan rakyat sebagai plasmanya atau peserta.Berikut adalah data tentang perkebunan kelapa sawit dikabupaten Mesuji



Dari data tersebut dapat diketahui bahwa jumlah areal perkebunan kelapa sawit terluas dikabupaten Mesuji berada di kecamatan way Serdang yaitu dengan jumlah 6.888 ha.dengan jumlah terluas masyarakat dikaecamatan way Serdang memiliki tingkat kemajuan dibidang ekonomi yang lumayan membaik karena di wiwilayah tersebut sudah ada pabrik untuk mengolah hasil panen kelapa sawit itu sendiri dengan begitu masyarakat tidak perlu membawa hasil panen kelapa sawitnya keluar dari wilayahnya.


Dari data tersebut dapat diketahui jumlah petani terbanyak ada dikecamatan way Serdang,dengan luas lahan perkebunan yang luas begitu pula dengan jumlah petaninya yang banyak pula.dan jumlah petani yang paling sedikit berada dikecamatan  Mesuji,karena lahan pertanian yang sedikit jumlah petaninya pun sedikit pula.







Jumlah produksi kelapa sawit tertinggi dikabupaten Mesuji berada di kecamatan way Serdang lalu berikutnya ada kecamatan denga jumlah produksi terendah yaitu dikecamatan Mesuji dengan jumlah produksi hanya 456 ton.karena jumlah lahan perkebunan kelapa sawit yang masih belum luas membuat kecamatan Mesuji menjadi daerah yang memiliki hasil produksi terendah.








                     SWADAYA                                                             
          PLASMA

Kecamatan
Luas areal(Ha)
Produksi (Ton)
Jumlah petani
Perusahan
Luas areal(Ha)
Produksi (Ton)
Way Serdang
6.888
 297.000
 9.003
PT.BNIL
3.864,80
92.755,2
Simpang Pematang
3.805
8.500
1.465
PT.SIP
5.205,88
133.791, 116
Pancajaya
1.546,2 5
3.448
2.018
PT.BSMI
2.212,28
39.821,04
Mesuji
537
456
227



Tanjung raya
3.631
 3.679
2.873



Mesuji timur
4.081
339.04
3.125



Rawajitu utara
1.175
7.800
1.196



Jumlah
21.663, 25
321.222, 16
19.907

11.282.96
132.576, 24
Sumber Data : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji

Menurut data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji di atas, luas areal, jumlah produksi dan jumlah petani tertinggi berada di Kecamatan Wayserdang untuk perkebunan swadaya. Dan terendah adalah Kecamatan Mesuji. Sedangkan untuk perkebunan plasma luas areal dan jumlah produksi terbesar adalah PT. SIP. Selain itu menurut data tersebut luas areal lahan dan produktivitas perkebunan swadaya lebih besar daripada perkebunan plasma, ini menunjukkan bahwa sebagian besar perkebunan kelapa sawit yang ada di Kabupaten Mesuji adalah perkebunan swadaya atau perkebunan rakyat yang dikelola oleh rumah tangga dalam bentuk perorangan. Aktivitas perkebunan kelapa sawit dan produk turunannya mampu memberikan nilai tambah yang tinggi di sektor perekonomian, karena kelapa sawit memberi- 8 kan pendapatan yang lebih tinggi kepada petani jika dibandingkan dengan jenis tanaman perkebunan lainnya (Syahza, 2011).
Tanaman kelapa sawit juga merupakan tanaman yang cukup tangguh, karena tidak memerlukan perawatan yang intensif dan tahan terhadap hama dan penyakit (Hutabarat 2011). Selain itu permintaan dari tahun ke tahun untuk produk kelapa sawit terus mengalami peningkatan yang cukup besar, tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri tetapi juga luar negeri. Karena alasan tersebut maka kelapa sawit menjadi primadona dan dijadikan salah satu tumpuan ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dampak berkembangnya perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji ditunjukkan dengan tumbuhnya industri pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) yaitu dengan munculnya perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit. Ada 5 perusahaan besar swasta di Kabupaten Mesuji menurut data dari Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji tahun 2010, yaitu PT. Sumber Indah Perkasa, PT. Barat Selatan Makmur Investindo, PT. Bangun Tata Lampung Abadi, PT. Tunas Baru Lampung, dan PT. Lampung Inter Pertiwi, kelima perusahaan ini mampu menyerap sekitar 2.305 orang pekerja, baik itu sebagai karyawan tetap, harian tetap, maupun harian lepas.
Berdasarkan hasil penelitian Syahza (2005) berkembangnya perkebunan kelapa sawit juga akan merangsang tumbuhnya industri pengolahan yang menggunakan kelapa sawit sebagai bahan baku utamanya, pembangunan perkebunan kelapa sawit mempunyai dampak ganda terhadap ekonomi wilayah, terutama dalam penciptaan kesempatan dan peluang kerja. Semakin besar perkembangan perkebunan kelapa sawit maka akan semakin terasa dampaknya terhadap tenaga 9 kerja yang bekerja pada sektor perkebunan dan turunannya. Pendapatan petani akan meningkat dan akan meningkatkan daya beli masyarakat. Begitu juga dengan tumbuhnya kesempatan berusaha, seperti : kios makanan, minuman, industri rumah tangga, jasa transportasi, jasa perbankan. Potensi dalam pengembangan sektor perkebunan kelapa sawit merupakan kebijakan yang strategis dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Dengan efek pengganda pendapatannya perkebunan kelapa sawit dapat menentukan pening- katan pendapatan suatu daerah. Hal bisa dilihat dari adanya pembangunan industri hulu-hilir kelapa sawit dan tumbuhnya sektor ekonomi, sosial yang akan memun- culkan kesempatan usaha baru. Pendapatan dan konsumsi petani juga akan meningkat, sehingga akan terjadi peningkatan juga pada kesejahteraan mereka. Sehingga pada akhirnya dorongan sektor ini pada tumbuh dan berkembangnya sektor lain akan membuat perekonomian wilayah meningkat.








BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dampak secara sosial dan ekonomi yang bisa masyarakat rasakan dari adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji yaitu secara ekonomi pendapatan dan konsumsi masyarakat sekitar meningkat sejak adanya kegiatan perkebunan kelapa sawit, baik itu perkebunan rakyat maupun perusahaan perkebunan. Adanya perkebunan kelapa sawit juga memberikan peluang tumbuhnya lapangan usaha baru dan mampu menyerap tenaga kerja.Hambatan yang dihadapi petani dalam upaya pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Mesuji adalah masih rendahnya kualitas sarana dan prasarana seperti jalan dan jembatan, perolehan modal untuk pengembangan usaha tani kelapa sawit.













DAFTAR PUSTAKA
BPS kabupaten Mesuji dalam angka 2018
Hamdan.2007.pengertian dan contoh landasan teori proposal penelitian,skripsi. https://satujam.com/contoh-landasan-teori diakses pada 21 oktober 2019
Kegiatan Ekonomi: Pengertian, Tujuan, dan Jenis Kegiatan Ekonomi https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-kegiatan-ekonomi.html Diakses pada 21 oktober 2019
diakses pada 21 oktober 2019
Sumber Data : Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Mesuji



Komentar

Postingan populer dari blog ini

pembelajaran terpadu model fragmented

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ………..…………………………………………………………………. KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Masalah…………………………………………………. 1.2   Rumusan Masalah………………………………………………………… 1.3   Tujuan Penulisan …………………………………………………………. BAB II PEMBAHASAN             2.1 Pengertian Fragmented…………………………………………………..             2.2 Implementasi Model Pembelajaran Fragmented……………………….             2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran Fragmented………             2.4 Cara Penerapan Model Pembelajaran Fragmented…………………… BAB III PENUTUP             3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR Dengan menyebut n...

10 Konsep Geografi

   10 Konsep Geografi  1. Lokasi    - Lokasi adalah posisi suatu tempat di permukaan bumi yang dapat diidentifikasi menggunakan koordinat geografis atau ciri-ciri fisiknya.    - Contoh: Jakarta terletak di sebelah barat daya Pulau Jawa. 2. Ruang    - Ruang geografis adalah ruang yang dihuni oleh manusia dan memiliki karakteristik fisik serta sosial yang berbeda-beda.    - Contoh: Ruang geografis Indonesia mencakup beragam fitur alam seperti gunung, sungai, dan hutan, serta berbagai kegiatan manusia seperti pertanian dan industri. 3. Interaksi Manusia-Lingkungan    - Interaksi manusia-lingkungan merujuk pada hubungan kompleks antara manusia dan lingkungan tempat mereka tinggal.    - Contoh: Pertanian yang intensif dapat menyebabkan degradasi tanah dan pencemaran air. 4. Distribusi    - Distribusi merujuk pada pola sebaran fenomena fisik dan sosial di permukaan bumi.    - Contoh: Distribusi po...

Sejarah Perkembangan Sosiologi

 Sejarah Perkembangan Sosiologi Sebelum kemunculannya, Sosiologi masih berupa ilmu yang menjadi pemikiran para ilmuwan. Mereka memikirkan cara-cara yang bisa dilakukan agar ilmu pengetahuan mampu mengakomodasi masyarakat dan juga menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi. Latar belakang yang akhirnya menjadi tujuan utama Sosiologi bisa dibentuk adalah agar bisa mengetahui pola perilaku masyarakat sehingga mampu mewujudkan interaksi masyarakat. Hal tersebut juga selaras dengan pengertian Sosiologi yang mengatakan jika ilmunya mengatur tentang kehidupan masyarakat. Istilah Sosiologi ini pertama kali diperkenalkan oleh August Comte yang kemudian dikenal sebagai bapak Sosiologi dunia. August Comte mengatakan jika Sosiologi merupakan ilmu yang menggunakan masyarakat sebagai objeknya. Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842 melalui karya Auguste Comte yang berjudul Cours de Philosophie Positive. Sebenarnya, sebelum August Comte menggagas tentang Sosiologi, Ibnu Khaldun yang mer...